Tanpa Kamu

Ku pikir setelah tak mengucap salam perpisahan pada ku, kau akan kembali untuk sekedar meminta maaf dan menebar senyum yang menggoda itu. Tapi ternyata aku salah. Sampai saat ini kau tidak kembali. Bahkan setelah beberapa dekade berlalu.

Ternyata kau ingkar. Kau melupakan ku begitu saja. Secepat itukah aku enyah dari pikiran mu? Rasanya sulit dipercaya, mengingat dulu kau selalu menelpon ku setiap beberapa menit hanya untuk mengatakan "aku merindukan mu".

Waktu itu aku selalu mengatakan kau si perayu ulung, karena kau selalu bisa membuat ku bertekuk lutut setiap rayuan maut mu itu mulai menjalari ku. Aku selalu mengejek mu tentang sifat perayu mu itu, tapi kau tak marah, kau malah menyukainya. Itu panggilan kesayangan ku untuk mu.

Kau tahu, disaat-saat seperti ini aku selalu rindu dengan itu semua. Sepertinya rayuan mu sudah menjadi candu bagi ku. Tapi sayang kau tak disini lagi. Jangankan untuk merayu ku, untuk sekedar mengomeli ku saja, kau sudah tidak ada.

Ah, aku tak tahu kau sekarang ada dimana dan sedang apa? Kau pergi begitu saja, tanpa memeluk ku, hal yang bisa kau lakukan ketika kita akan berpisah, tanpa mengucap salam terakhir dan yang lebih menyakitkan kau pergi tanpa memberi ku kesempatan untuk mengucapkan bahwa AKU MENCINTAI MU.